Sabtu, 06 Februari 2016

Kenapa Belum Menikah?



Alkisah, hiduplah seorang gadis berusia 20-an. Sejak awal kuliah, dia sangat menginginkan beberapa hal: pertama, lulus dengan predikat cumlaude. Kedua, aktif di berbagai organisasi di jurusan hingga Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas, sambil berkecimpung juga di organisasi luar kampus. Ketiga, ikut pertukaran mahasiswa ke luar negeri dan kegiatan pengembangan kepemimpinan sejenisnya. Ke empat, merintis bisnis untuk passive income di masa depan. Ke lima, menikah sambil kuliah. Dalam pikiran gadis ini, kayaknya keren kali kalau dia bisa menjalankan semuanya sekaligus.

Nah, fokus kita adalah ke poin nomor lima. Dalam rangka mengeksekusi impiannya yang satu itu, jadilah gadis ini sibuk membaca buku ini itu tentang pernikahan. Belajar memasak, sibuk mendownload tutorial masakan, belajar bagaimana menjadi seorang wanita yang sesungguhnya dan segala macam. Hingga dia merasa siap untuk menikah. Tapi pasalnya sekarang jodoh belum datang-datang. Padahal sebuah pernikahan tidak akan pernah terjadi bila salah satu mempelainya tidak ada. Haha :D
Hingga pada suatu hari, si gadis pergi ke suatu tempat. Lalu bertemu dengan seorang ibu yang dikenalnya. Dia salami ibu itu seperti menyalami ibunya sendiri. Tanpa di duga, ibu itu memeluk si gadis. Membisikkan sesuatu ke telinganya. 
“Nak, kau mau jadi menantu Ibu kan?” ujar sang ibu berkaca-kaca, menatap kedua bola mata si gadis.
Gadis itu kaget. Jantungnya seakan terlepas. Napas megap-megap. Otaknya langsung loading mengingat anak laki-laki ibu ini yang mana rasanya ya? Dalam waktu sepersekian detik, dia tersenyum kepada si ibu.
“Hehe, masih belum memikirkan ke sana, Bu. Masih baru kemarin sore rasanya masuk TK.” Gadis itu berkeringat dingin. Otaknya mikir keras.
Di perjalanan pulang dia belum bisa menguasai diri dengan sempurna. Dia baru sadar kalau ternyata komitmen untuk sebuah pernikahan itu tidak segampang yang dia pikirkan. Terlepaslah apakah yang bertanya itu orang yang disukai atau pun tidak. Disitulah gadis ini berpikir kenapa sampai hari ini dia belum menikah. Ditanya mau jadi menantu atau tidak aja keringat dinginnya sudah mengucur. :D  
___THE END ___ 
***
Saat teman sepantaran mulai menikah, yang lain pun mulai gusar. Ada yang upload-upload foto kartun laki-laki perempuan megang anak, adapula  yang mulai sibuk menulis surat terbuka untuk calon imam atau makmum. Hehe. Gimana kalau kita stay cool aja yuk, Kawan-kawan J Ada beberapa kemungkinan kenapa Allah belum mendatangkan jodoh kita:
Pertama, mungkin Allah menilai kita memang belum siap secara mental untuk menjadi suami atau pun istri.
Kedua, ada tanggung jawab yang harus kita tuntaskan yang mungkin tidak bisa kita kerjakan setelah berkeluarga nantinya.
Ke tiga, bisajadi niat menikahnya belum lurus, contohnya seperti cerita di atas yang niatnya buat keren-kerenan. Jadi Allah pending dulu sampai konsep pernikahan itu tertanam dengan benar dalam pikirannya.
Dan teman-teman bisa tambahkan kemungkinan-kemungkinan lainnya. Yang pasti Allah selalu paling tahu yang terbaik untuk hamba-Nya.
Bersabarlah, menikah bukan hanya soal cinta, apalagi soal cepet-cepetan. Tapi soal tanggung jawab, komitmen, kesetiaan, biaya resepsi, cicilan KPR, pendidikan anak, tumpukan cucian single yang menjadi double hingga triple, dan segala macam. Selamat memperbaiki diri, semoga kapan pun itu waktu menikahnya, akan membawa berkah dan menjadikan kita keluarga-keluarga yang hebat di masa depan.   
Pekanbaru, 26 Rabiul Akhir, 1437 H
Sucianik Skyda, Konsultan Pernikahan dan Keluarga :D  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar