Perjalanan ini dimulai dari satu titik, di ujung pulau Sumatera
sana. Dengan ikan-ikan berenang yang tampak dari permukaan, dengan lautan lepas
yang menyejukkan sejauh mata memandang, dengan langit biru yang membentang, dan
lebih dari apa pun, dengan semangat untuk berkelana yang terasa menyeruak dan
menggelegak setelah menginjakkan kaki di tempat ini.
Indah sekali kah ia?
Tentu saja keindahannya tak bisa disandingkan dengan keindahan
Lombok atau tempat wisata canggih lainnya di bumi pertiwi ini. Namun yang
pasti, siapa pun yang memiliki benih-benih cinta terhadap nusantara ini, pasti
tidak bisa melukiskan perasaanya saat menginjakkan kaki di tanah ini. Makna
filosofis dari menginjakkan kaki di sini lah yang membuat sesuatu terasa
menyelinap ke dalam hati. Perasaan ingin melihat dan merasakan kehidupan di
tanah air ini lebih jauh, hingga ke seluruh pelosok-pelosoknya. Hingga cinta
itu menyatu dalam darah, mengalir dalam setiap tindakan yang kelak berujung
pada pengabdian yang abadi.
Kudengar orang-orang menyebut namanya dengan syahdu, Kilo Meter Nol
Indonesia. Sedikit cerita kutoreh tentangmu, semoga ini menjadi awal dari
perjalanan itu.
Perhentian Raja, 24 Muharram 1437 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar