“Bila
kau mengunjungi suatu tempat, jangan pernah lupa meninggalkan jejak. Agar kau
mudah kembali saat tersesat…”
Bagiku, perjalanan bukan sekadar
pergi dan kembali. Lebih dari memberi kepuasan batin, kau justru menemukan hal
baru yang kelak menjadikanmu pribadi yang lebih baik di masa depan.
Kau memang tidak akan mengunjungi semua tempat agar bisa merasakan dan mendapatkan pengalamannya. Untuk itulah, perbanyak mendengarkan. Hidup tak kan berjalan dengan baik bila kau hanya sibuk dengan ambisi-ambisi dalam dirimu.
Kau memang tidak akan mengunjungi semua tempat agar bisa merasakan dan mendapatkan pengalamannya. Untuk itulah, perbanyak mendengarkan. Hidup tak kan berjalan dengan baik bila kau hanya sibuk dengan ambisi-ambisi dalam dirimu.
Lihatlah, air sungai, air danau,
bahkan air yang tergenang di jalanan itu. Dasar sungai justru terlihat jelas
saat air itu tenang. Begitu juga dengan hidup ini. Kau harus tenang dalam
situasi apapun agar kau bisa mengambil keputusan dengan baik. Bila kau terlalu
tergesa-gesa, panik, semua akan sulit dipikirkan. Pada akhirnya akan
menimbulkan penderitaan panjang dalam hidupmu.
***
“Aku ingin sekali merantau ke tempat
yang jauh. Hidup di tempat yang tak seorang pun mengenalku. Semua kumulai dari
nol. Ah, seandainya ayah mengizinkanku….”
Nunik menatap kaca jendela kamarnya
yang berembun. Sampai kapan ia akan hidup dengan aturan menyebalkan ini? Suatu
saat Nunik, suatu saat kau akan keliling dunia tanpa seorang pun bisa
mencegahmu. Hatinya berbisik. Suara itu terasa menggema. Kuat sekali.
Benarkah?
Nunik kembali melanjutkan pelajaran
TOEFL-nya. Ini satu-satunya cara untuk mewujudkan impian itu. Dia harus
semangat. Bila ayah masih belum mengizinkan, dia akan mendaftar setiap tahun. Sampai
tak seorang pun bisa mencegahnya. Sampai dunia bertekuk lutut dan merayakan
kemenangannya.
***
“Bila kau terlalu menginginkan
sesuatu, maka sesungguhnya kau tidak mengerti hakikat dari keinginan itu
sendiri…”
“Maksudnya?” Nunik penasaran.
“Hei, aku tidak akan menjelaskan.
Kau harus pahami sendiri hal itu.”
“Tapi kau harus menjelaskannya
padaku. Kau tidak bisa seenaknya berbicara kepadaku. Atau jangan-jangan…, kau
sendiri tidak paham dengan apa yang kau katakan?”
Lelaki itu terkekeh. Pergi meninggalkan
Nunik.
“Hei, kau tidak bisa pergi begitu
saja. Kau harus bertanggung jawab dengan apa yang kau katakan!”
Bilur hujan mulai besar. Wajah Nunik
basah, ia urung beranjak.
***
Kemana akan kuakhiri perjalanan ini?
Entahlah. Yang kutahu, aku ingin terus lebih baik. Meluruskan niat, menjadikan segala hal yang kulakukan bermanfaat bagi sesama. Bukan sekadar untuk membahagiakan kedua orang tua dan keluarga, namun untuk kesejahteraan manusia.
"Tidak akan pernah rugi orang-orang yang bekerja keras. Bila dia berhasil maka dia akan bahagia. Namun bila gagal akan membuatnya semakin bijaksana."
Wihdah Aisyah, 10 April 2014
"Tidak akan pernah rugi orang-orang yang bekerja keras. Bila dia berhasil maka dia akan bahagia. Namun bila gagal akan membuatnya semakin bijaksana."
Wihdah Aisyah, 10 April 2014
Dan satu kehidupan baru akan dimulai. Meski aku tak tahu ini akan beujung dimana. Semoga bisa menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya. Bismillah, inilah tempat itu, tempat aku akan dibesarkan dan dibentuk menjadi seorang pencerah peradaban. Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar